WACANA TASAWWUF DALAM PEMAHAMAN SIFAT 20

Sufism Discourse in Notion of 20 Attributes

Abstract

Faith and good deeds are two things relatively mentioned in creed of Islam. It outcomes in fabricating the tasdiq (absolute credence) is not merely chiselled conviction in believer’s heart, but also fastening majestic kindness on his personage, and this is what have been identified existed in Ahl Sunnah wa al-Jama‘ah’s methodology in understanding the faith. They who are responsible in introducing the method of cognizance of Allah SWT named by 20 Attributes, implicitly integrate equally between unification thought and Sufism for the purpose of creating an ensconce approach against falsity of polytheism, and at the same time, manuring noble deeds into human’s temperament. Discussing this approach, not other than reinvestigate the salaf al-salih’s (pious progenitors) great job in developing the ummah (people) and Islamic civilization. Looking deeply on this matter, this prepared article will expounds the 20 Attributes from its digestibly and delicately integrated angle with Sufism by the scholars of Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah. Therefore, advantage has given to their renowned scholars – who in capable in explaining faith through Sufism’s perspective such as al-Muhasibi (d. 234H), al-Kharraz (d. 277H) dan al-Ghazzali (d. 505H). Hopefully this article can enhances the understanding on 20 Attributes’s approach, towards devoloping Muslims character, from then on strengthens the Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah’s methodology in Malay archipalego, ecspecially on this distintion land. May Allah help us

.              

Keywords: sufism, faith, deeds, 20 Attributes, Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah

Abstrak

Iman dan akhlak adalah dua perkara yang seiring dibicarakan dalam wacana akidah Islamiyyah. Kesimpulannya yang menatijahkan tasdiq (pembenaran yang jazam) tidak hanya memahat iktikad pada hati mukmin malah menyimpulkan luhur budi pada sakhsiahnya, inilah yang dikenal pasti terdapat dalam manhaj akidah para ulama’ Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah. Mazhab yang bertanggungjawab memperkenalkan kaedah makrifah Allah SWT yang dinamakan dengan Sifat 20, secara implisit telah menggabungkan pemikiran tauhid dan tasawwuf secara seimbang demi membentuk sebuah pendekatan yang mapan bagi memerangi kebatilan syirik dan dalam masa yang sama memupuk akhlak mulia ke dalam pekerti insan. Memperkatakan tentang pendekatan ini, tidak lain hanyalah meneroka kembali jihad salaf al-salih yang gigih membangun ummah dan tamadun Islam. Bagi melihat perkara ini dengan lebih lanjut, makalah yang disediakan ini akan mengupas pendekatan Sifat 20 dari sudut gabungannya dengan tasawwuf yang dihadam dan perhalusi oleh ilmuwan Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah. Oleh itu, kelebihan penjelasan diberikan kepada tokoh-tokohnya yang masyhur – yang berupaya menjelaskan akidah menurut perspektif tasawwuf seperti al-Muhasibi (m. 234H), al-Kharraz (m. 277H) dan al-Ghazzali (m. 505H). Semoga makalah ini dapat menambah pemahaman terhadap pendekatan Sifat 20, ke arah membangun insaniah Muslimin, seterusnya memperkasa manhaj Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah di nusantara, khasnya di bumi bertuah ini. Wa billah al-musta‘an.

Kata kunci: tasawwuf, akidah, akhlak, Sifat 20, Ahl-al-Sunnah wa al-Jama‘ah.